Mengenali Taman Nasional Kerinci Seblat, Wilayah Pendaratan Kritis Helikopter Kapolda Jambi

Comments · 12 Views

Helikopter kelompok Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono landing kritis di Rimba Kerinci, Jambi, pada Minggu (19/2/2023). Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Pol Mulia Prianto memperjelas, helikopter Polri type Super Bell 3001 itu terbang dalam rencana lawatan kerja ke Polres Kerinci. Semesti

Helikopter kelompok Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono landing kritis di Rimba Kerinci, Jambi, pada Minggu (19/2/2023). Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Pol Mulia Prianto memperjelas, helikopter Polri type Super Bell 3001 itu terbang dalam rencana lawatan kerja ke Polres Kerinci. Semestinya, menurut Mulia, Kapolda serta kelompok telah landing di Lapangan terbang Depat Parbo pada jam 10.45 WIB. "Landing kritis di Bukit Muara Emat, Kabupaten Kerinci," kata Mulia.

Disamping Kapolda Jambi, ikut juga Ditreskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudistira, Dirpolairud Polda Jambi Kombes Pol Michael Mumbunan, Koorspri Kompol Ayani, serta aide-de-cad ikutipmp (ADC). Mulia menuturkan, semua penumpang dipastikan selamat. Mengenai saat ini, klub SAR serta TNI-Polri tengah ke arah tempat insiden, yaitu Muara Emat buat kerjakan pengungsian. Muara Emat yaitu suatu kampung di Kecamatan Tangkai Merangin, Kabupaten Kerinci, Jambi.

 

Baca Juga : Memilikii Jaminan Dapat Jackpot Hanya Ada di Aladdin138 Bergabung dan Buktikan Sendiri Sekarang Juga!

 

Dikutip dari web Mapala Siginjai Unja, kampung ini bersebelahan dengan langsung dengan Rimba Kerinci. Rimba Kerinci sendiri sebagai satu diantaranya wilayah dalam Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Taman nasional ini jadi taman paling besar di Sumatera dengan luas menggapai 1.389.509,867 hektar.

Terus, semacam apa kisah Taman Nasional Kerinci Seblat sebagai wilayah pendaratan kritis helikopter Kapolda Jambi?

Taman Nasional Kerinci Seblat
Mengarah buku Taman Nasional Kerinci Seblat (2018) terbitan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat Direktorat Jenderal KSDAE Kementerian LHK, wilayah TNKS yaitu kombinasi dari 17 kumpulan rimba lindung, cagar alam, dan margasatwa. Kumpulan rimba lindung, cagar alam, serta marga satwa itu, terbagi dalam:

1. Propinsi Jambi
Cagar alam: Indrapura (sebagian), Danau Gunung Tujuh, serta Bukit Tapan.
Rimba lindung: Sangir Ulu, Tangkai Tebo, Tangkai Sangir, Tangkai Bungo, Tangkai Merangin Timur, serta Gunung Sumbing Masurai.
Marga satwa: Tangkai Merangin Barat serta Manjunto Hilir.

2. Propinsi Sumatera Barat
Rimba Lindung: Bayang, Batanghari, Kambang, Sangir, serta Jujuhan
Cagar alam: Indrapura (beberapa).

3. Propinsi Bengkulu
Marga satwa: Bukit Kayu Embun serta Bukit Gedang Seblat
Rimba lindung: Bukit Reges serta Hilir Sulap

4. Propinsi Sumatera Selatan
Marga satwa: Rawas Hilir Lakitan. Bukan itu saja, wilayah TNKS asal dari rimba produksi yang di alih-fungsi jadi rimba pelestarian. Jadi wilayah rimba, TNKS punyai topography berwujud lembah terjal yang memisah Pegunungan Bukit Barisan jadi dua sisi sejajar. Jadi serangkaian bukit serta gunung, kelerangan wilayah ini sangatlah terjal, lebih dari pada 60 % pada beberapa wilayah dengan ketinggian di antara 200 sampai 3.805 mtr. di atas laut (mdpl).

Tercantum, lebih kurang ada 30 gunung serta bukit di wilayah ini, termaksud: Gunung Kerinci sebagai gunung paling tinggi di
Pulau Sumatera (3.805 mdpl)
Gunung Tujuh (2.604 mdpl)
Gunung Seblat (2.383 mdpl)
Gunung Raya (2.543 mdpl)
Gunung Nilo (2.400 mdpl)
Gunung Masurai (2.600 mdpl)
Gunung Sumbing (2.500 mdpl).

Flora serta fauna di wilayah TNKS
Taman Nasional Kerinci Seblat sebagai wilayah rimba hujan tropis pada tingkat keanekaan tinggi sekali. Di ketinggian di antara 1.000-1.500 mdpl, ada rimba hujan tropis pegunungan rendah yang dikuasai macam-macam Dipterocarpaceae atau suku meranti-merantian. Ada juga suku Euphorbiaceae serta Leguminosae yang ikut menempati ketinggian sama.

Di atas ketinggian 1.500 mdpl, ada vegetasi rimba pegunungan yang dikuasai suku Lauraceae serta Ericaceae. Saat itu, spesial di Kabupaten Kerinci, terdapat dua rawa paling tinggi di Sumatera, adalah Rawa Ladeh serta Rawa Bento yang berada pada ketinggian 1.950 mdpl dengan luas 150 hektar.

Rawa Bento (Sangir Hilir) sebagai rawa air tawar dengan karakter type rumput Leersia hexandra, Glochidion sp., serta Eugnia spicata. Type tumbuhan ciri khas dengan tebaran terbatas bisa juga ditemui di wilayah ini, adalah pinus strain kerinci, kayu pacet, pakis sunsang, serta Rafflesia arnoldii. Jadi serangkaian yang tidak terputus dimulai dengan rimba hujan daratan rendah sampai pegunungan, TNKS yaitu komunitas buat beragam type fauna. Tercantum ada lebih dari pada 371 type burung dengan 17 type antara lain epidemik Sumatera, lebih dari pada 85 type mamalia, tujuh type primata, enam type amfibi, serta sepuluh type reptilia. Mengenai dua spesies kunci sebagai konsentrasi pengaturan di wilayah ini yaitu harimau sumatera serta gajah sumatera.

Daftar satwa serta tumbuhan epidemik
Berikut daftar satwa serta tumbuhan epidemik Taman Nasional Kerinci Seblat:

1. Satwa epidemik Taman Nasional Kerinci Seblat
Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus)
Tapir asia (Tapirus indicus)
Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae)
Paok schneider (Pitta schneideri)
Kambing rimba (Capricornis sumatraensis)
Kelinci sumatera (Nesolagus metschen)
Kuau kerdil sumatera (Polyplectron chalcurum)
Celepuk kerinci (Otus stresemanni).

2. Tumbuhan epidemik Taman Nasional Kerinci Seblat
Pinus strain kerinci (Pinus merkusii strain kerinci)
Kayu pacet (Harpullia arborea)
Bunga rafflesia (Rafflesia arnoldii)
Cemara sumatra (Taxus sumatrana)
Bunga bangkai (Amorphophallus titanum).